Kumpulan Puisi Sedih/ Patah Hati | Cepi Wungkul
Hatur nuhun kana kasumpingana Thank you for visiting ಭೇಟಿ ಧನ್ಯವಾದಗಳು 訪問していただきありがとうございます आने के लिए धन्यवाद 感谢您访问

Kumpulan Puisi Sedih/ Patah Hati

Kumpulan Puisi Sedih/ Patah Hati


















CINTA

Cinta..
Kau hadir dengan sejuta harapan..
Segenggam impian dan angan,
Janjikan tawa canda penuh bahagia..
Tapi mengapa harus luka yang kudapat??
Kepedihan hati yang tak terobati,
disaat hati ini telah kuyakini..

Diantara bintang aku bertanya..
berbiaskan cahaya rembulan..
Apakah ini yang namanya cinta??
Indah yang sekejap mata..
namun sakitnya tak terhinnga..
Kata-katapun tak mampu wakili..
akan pedih hati ini..

CINTA itu bahagia tapi menyakitkan..
saat kita mencintai, kita bahagia..
saat kita cemburu, kita terluka..

CINTA tak harus memiliki?
itu bohoong !!
semua orang ingin memiliki, bahkan kadang merasa harus memiliki..

Dengan melihat orang yang dicintai bahagia, kita pun bahagia?
bohoong !!!
kita hanya pura2 bahagia,,
di saat hati kita sakit, itu mengajarkan kita untuk menjadi MUNAFIK..

Lebih bahagia dicintai dari pada mencintai?
itu salah !!!
saat di cintai kita hanya merasa bangga,
namun saat mencintai kita dapat merasakan arti bahagia sesungguhnya..












Puisi sedih

Setelah kau hilang,
semua akan segera usai...
usai pula rasa ini
usai pula harap ini
hanya saja luka yang kau gores
akan tetap membekas iringi rasa benci di hati
yang kesekian kali harus menari
di penghujung runcingnya hari,dan di sepanjang tajamnya malam.
Aku berteriak di sepinya hari
Aku bernyanyi di sunyinya malam
Aku menari dalam kehampaan
tiada lelah terus ku mainkan
hingga akhirnya semua tentangmu benar-benar hilang.








Puisi sedih 2

Kau acuhkan aku,
tak pernah anggapku ada
Kau selalu tampakan semu
Hanya kepalsuan yang kau balaskan...
Aku selalu berharap ada hari-hari yang menyenangkanku
Walau sesaat
dan walau harus hilang bersama redupnya mentari di penghujung hari...
Aku pun selalu berharap ada malam yang bisa menyenangkanku
walau sesaat
dan harus hilang seiring pagi menjelang...
Aku ingin selalu bersamamu
walau keadaan akhirnya tentukan lain
sampai keadaan itu menyatakan 
bahwa kemungkinan itu benar-benar tak mungkin.









Cemburu
Rasa cemburu ini,
tiba-tiba muncul di saat aku menyaksikan langsung kau di rangkul oleh orang laen selain aku,
Aku tak mampu berbuat apa-apa,
Aku tak mampu mencegahnya,
Aku sadar,
aku bukanlah kekasihmu,
Yang pantas mengurusi masalah pribadimu,
Meskipun aku sangat mencintaimu,
Namun,
Rasa cintaku ini, tak mampu aku luapkan kepadamu,,
Biarlah... aku sendiri yang merasakan semua ini,
Biarlah... rasa cintaku padamu aku pendam di dada ini,
Dan rasa cemburu yang begitu besar ini,
Biarlah menghiasi dan berlalu dengan sendiri…


Cukup Sampai Disini
Kebohongan itu begitu itu indah saat keluar dari bibirmu,..
Penghianatan itu terlihat sangat wajar jika kamu yang melakukannya,..
Begitu mudah kau kuburkan cerita indah kita..
Begitu mudah kamu berkata… kita “cukup sampai disini”.
Aku seperti kehilangan kaki untuk berdiri
Aku seperti kehilangan mata untuk melihat
Bagaimana cara aku melupakan kamu…
Harus dimana aku tempatkan diri ini jika bertemu kamu…
Yang aku tau, janji dan impian kita tak mungkin lagi bisa terwujud,..
Yang aku tau semua hal yang dulu manis, kini berubah menjadi sangat menyakitkan..
Entah mengapa kamu berubah hati padaku..
Entah mengapa tak ada kesempatan kedua untukku..
Entah mengapa begitu mudah kamu putuskan cinta kita..
Bahkan entah mengapa sampai saat ini kamu tak pernah katakan, apa salahku..
Padahal sudah kugantungkan seluruh harapanku padamu..
Padahal sudah kuserahkan segalanya untuk kamu..
Walau kadang terkesan hati ini mengiba atas cintamu..
Entahlah, mungkin memang semua ini harus berakhir sampai disini..
Mengapa aku berfikir, jalan ini terlalu pahit dan rumit untuk kulalui…
Mengapa kadang aku berfikir tak ada lagi hari yang harus aku lalui..
Apakah harus kuakhiri hidup sampai disini..
Mungkin, lebih baik aku mati…
Aku kecewa..
Aku putus asa..







Sunyi Tak Berpenghuni


Semuanya akan terasa lebih mudah jika kau bukan siapa-siapaku.
Merah muda pun aku tutupi dengan kelabu. Muak namun hanya itu
yang bisa dilakukan saat ini. Entah samai kapan, atau hanya
akan berakhir dihatiku saja, mengendap, lalu busuk....

waktu yang dengan gagah berlalu meninggalkanku dengan segala
pemikiran bodoh, tetap tidak mau membantu. Lalu dia berucap,
lupakan! karena tampaknya itu satu-satu jaan yang memang terasa pantas.
Lama merangkai kata. selalu gembira. Ini kusebut sesak namun tak nampak. Nyatanya itu memang kosong. menggema suara. memantulkasn nada. tetap saja sunyi. Tak berpenghuni





share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Unknown, Published at 23.10 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar